adclickmedia affiliasi

Start Make money

BATAM, meningkatkan Ekspor melalui Penerapan Free Trade Zone

16.23 / Diposting oleh A. TAUFIK /

Pada dasamya upaya menjadikan Batam sebagai Free Trade Zone tak lain adalah mempertahankan situasi dan kondisi Batam yang ada sekarang ini yang sebenamya telah menjalankan fungsi-fungsi Free Trade Zone. Bagi Batam, dengan diterapkannya Free Trade Zone, tidak ada sesuatu yang baru dan tidak ada perubahan yang mendasar. Hal ini merupakan legitimasi baru bagi pulau Batam untuk melanjutkan fungsi pulau Batam sebagai daerah industri yang berstandar intemasional dan kompetitif di Asia PasifikBatam Dalam Globalisasi Memasuki era globalisasi, orang semakin terbiasa dengan kehadiran pasar bebas. Hal ini tak meng, herankan karena memang salah satu karakteristik globalisasi adalah memudamya batas,batas wilayah kenegaraan secara ekonomi. Dalam jangka panjang, pasar bebas akan membawa manfaat berupa arus perdagangan yang lebih lancar, pasar yang lebih luas serta skala ekonomi yang sedemikian besar sehingga menghasilkan alokasi sumber daya yang rasional dan meningkatnya efisiensi.


Namun dalam jangka pendek, temyata pasar bebas juga dapat menimbulkan masalah bagi negara yang kurang siap bersaing. "Hal ini memang sudah disadari sejak pertama kali didengungkan pembentukan pasar bebas. Batam, selaku kota industri yang terkemuka di Asia Pasifik saat ini, telah lama memikirkan akibat,akibat yang ditimbulkan globalisasi ekonomi terhadap kinerja pertumbuhan Batam. Sebagai barometer,pertumbuhan ekonomi nasional, Batam secara signifikan harus mampu memperbaiki kinerjanya dalam meningkatkan jumlah investasi dan pertumbuhan ekonominya. Salah satu hal yang menjadi isu utama di Batam saat ini setidaknya adalah mengenai penerapan Free Trade Zone terhadap Batatn. Dimana selama ini Batam hanya dijadikan sebagai bonded zone, yang setelah mengalami banyak perkembangan, maka diperlukan adanya satu perubahan konsep dari bonded menjadi Free Trade.
Namun sebagian orang ada yangmenentang penerapan Free T rade ini dengan alasan bahwa pasar bebas yang akan diterapkan di ASEAN dengan adanya AFrA akan menjadikan status Free Trade Batam menjadi percuma. Alasan yang dikemukakan dengan menghadapkan antara Free Trade dan AFrA sebenamya tidak relevan dalam memandang Batam. Karena ada perbedaan yang mendasar antara FTZ dan AFrA, walaupun keduanya berarti pasar bebas yang ada di suatu kawasan. Jadi pada dasamya upaya menjadikan Batam sebagai Free Trade Zone tak lain adalah mempertahankan situasi dan kondisi Batam yang ada sekarang ini yang sebenarnya telah menjalankan fungsi~fungsi Free Trade
Zone. Bagi Batam, dengan diterapkannya Free Trade Zone, tidak ada sesuatu yang baru dantidak ada perubahan yang mendasar. Hal ini merupakan legitimasi baru bagi pulau Batam untuk melanjutkan fungsi pulau Batam sebagai daerah industri yang berstandar internasional dan kompetitif di Asia Pasifik dan memberikan manfaat bagi masyarakat disekitamya. Kesalahan persepsi atas konsep Free Trade Zone yang dialami oleh segelintir pihak belakangan ini dapat berdampak negatif bagi perkembangan Batam, khususnya di mata investor asing yang sangat membutuhkan kepastian hukum bagi status pulau Batam. Perbedaan AFTA Jika sepintas dilihat memang FTZ dan AFTA ada kesamaan kata namun dalam prakteknya mempunyai perbedaan yang mendasar. AFTA lebih ditekankan pada upaya untuk me~ngurangi hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif. Salah satu hambatan perdagangan yang akan dikurangi dalam konsep ini, adalah tarif bea masuk hingga mencapai nol persen sampai 5 persen. Jika Indonesia tak siap, maka akan berakibat pada membanjimya produk luar negeri yang mempunyai kualitas dan harga bersaing ini yang pada akhimya bermuara pada terancamnya produk dalam negeri.
Konsep FTZ sendiri difokuskan pada upaya menarik investasi asing yang berorientasi ekspor. Industri seperti ini mempunyai manfaat selain menghasilkan setoran pajak (PPh), menyerap tenaga kerja dan manfaat lainnya seperti menumbuhkembangkan industri lokal (UKM) yang menjadi mitra perusahaan PMA dan tumbuhnya industri jasa pendukung.
Industri lokal, didaerah FTZ, tidak akan terganggu, karena produk dari PMA didaerah FTZ adalah berorientasi ekspor sehingga tidak akan menyaingi ataupun mematikan produk lokal.
Ditinjau dari prosedur ekspor dan impor, meskipun diberlakukan AFTA, prosedur ekspor impor tetap mengacu kepada prosedur bea cukai masing-masing negara anggota. Sedangkan bagi wilayah yang ditunjuk sebagai FTZ yang memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk, PPN dan PPnBM, maka prosedur ekspor dan impor yang harus dilalui menjadi lebih mudah dan cepat, karena tidak perlu melalui pemeriksaan yang
berkaitan dengan pemungutan bea masuk, PPN dan PPQBm. Seperti di Batam yang selamaini telah berfungsi sebagai quasi FTZ, prosedur keluar masuk barang dapat dipangkas dari 25 proses menjadi 11 proses. FTZ Batam MeningkatkanEkspor Perusahaan Penanaman Modal Asing berorientasikan ekspor bersedia merelokasikan pabriknya semata-mata untuk mencari efisiensi ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara asalnya. Penerapan fTZ secara de facto di Batam, diakui telah mampu
memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi. Karena itu Batam dilukiskan sebagai kawasan yang memenuhi persyaratan yang diperlukan bagi PMA berorientasi ekspor untuk menjalankan aktivitasnya.
Motivasi para pengusaha swasta dalam melakukan relokasi adalah untuk memperluas pasarbagi produk sinya di luar negara asal dan dalam perkembangan selanjutnya, karena persaingan global yang semakin ketat, maka perusahaan tersebut harus merelokasikan usahanya ke negara lain yang dapat memberikan efisiensi ekonomi yang lebih menarik. Semen-tara itu, fasilitas perpajakan merupakan salah satu tolak ukur bagi perusahaan-perusahaan PMA untuk menentukan lokasi industrinya setelah membandingkan dengan kawasan-kawasan lain di berbagai negara. Batam tetap menarik minat investor untuk menanamkan investasinya. Fasilitas keringanan berupa keringanan perpajakan dan bea masuk yang diberikan kepada Batam telah mampu memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi Batam dalam bersaing memperebutkan investasi atas kawasan sejenis lainnya yang ada di Asia Pasifik seperti Subic (Filipina), Johor (Malaysia), Shenzhen (Cina),Vietnam dan Thailand.
Hingga akhir tahun 2000, ada 477 perusahaan PMA yang telah mena namkan investasinya di Batam, termasuk tambahan 144 perusahaan PMA sejak tahun 1999. Lebih dari 8000 perusahaan skala kecil dan menengah (UKM) juga menjalankan aktivitasnya di Batam sebagai pendukung atau subcontractor bagi perusahaan PMA. Pertambahan jumlah perusahaan ini juga berimplikasi pada naiknya nilai investasi yang masuk ke Batam. Untuk tahun 2000 nilai investasi tercatat mencapai US$ 1.952.996,475 untuk investasi PMA. Awal tahun 2001 ini tercatat 6 perusahaan PMA yang menanamkan investasi dengan nilai total sebesar US$ 51 juta.
Berlandaskan dari banyaknya perusahaan baru berorientasi ekspor di Batam menjalankan aktivitasnya, Batam menargetkan nilai ekspor untuk tahun 2001 meningkat tipis sekitar 3,11 persen dari total perolehan ekspor sepanjang tahun laluyang mencapai US$ 9 milyar, atau sekitar 15% dari nilai ekspor non migas nasionaL Pen~tapan target ini juga didasarkan pada kecendrungan peningkatan kenaikan volume perdagangan luar negeri selama tiga tahun terakhir. Negara-negara tujuan ekspor Batam masih tetap didominasi oleh negara-negara yang menanamkan investasinya di Batam seperti Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Thailand, Uni Eropa, Bulgaria, Polandia dan beberapa negara lainnya di berbagai belahan dunia. Rata-rata negara yang menjadi tujuan ekspor telah menandatangani perjanjian penghapusan maupun pengurangan bea masuk yang ditandai dengan penerbitan CO (Certificate of Origin) pada produk perusahaan tersebut.
Prospek Batam
Meskipun era globalisasi akan membentuk persaingan pasar intemasional yang terbuka, Indonesia harus dapat mempersiapkan diri agar dapat menjadi salah satu pemeran dalam kawasan Asia Pasifik. Dengan pertumbuhan pesat dan ~eadaan Batam hingga saat ini, prospek Indonesia untuk dapat bermain dalam kancah intemasional semakin besar. Dengan memanfaatkan lokasi yang strategis pada jalur pelayaran yang ramai di Selat Malaka, disertai . dengan fasilitas dan infrastruktur serta sumberdaya manusia yang memadai, Batam dapat menjadi pusat ekspor Indonesia. Eksportir-eksportir Indonesia dapat menggunakan momentum Free Trade Zone Batam untukberinvestasi di Batam, sebagailangkah awal dalam upaya menjangkau pasar dan persaingan global.

Label: ,

0 komentar:

Posting Komentar